DARAH DAN SISTEM
TRANSPOR
I.
JUDUL
Hemoglobin
darah
II.
TUJUAN
Untuk
menentukan konsentrasi hemoglobin dalam darah
III.
TANGGAL
Rabu,
28 April 2010
IV.
DASAR TEORI
Darah merupakan jaringan ikat berbentuk cair yang
mempunyai rasa dan bau yang sangat khas, dengan pH antara 7,35 – 7,45. Warna
darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan tergantung pada
kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah dalam tubuh kira-kira ½
berat tubuh atau sekiranya 5 liter. Komposisi darah tersusun atas :
1. Plasma
(cairan) darah (55%), terdiri atas air, protein (albumun, globulin, protombin,
fibrinogen), mineral, hormon, enzim, dan yang lainnya.
2. Sel
darah (45%), terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keeping darah (trombosit).
Sel darah terbentuk pada sum-sum tulang merah yang
ditemukan dalam tulang membranosa seperti sternum, iga, vertebra, dan tulang
ilia girdle pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk ke sirkulasi utama
dari sum-sum tulang melalui vena rangka. Secara umum, darah mempunyai fungsi
sebagai berikut diantaanya :
a. Mengangkut
sari-sari makanan dari usus ke jaringan.
b. Mengatur
keseimbangan asam/basa darah untuk menghindari kerusakan jaringan.
c. Mengedarkan
air, hormon, dan enzim-enzim ke seluruh tubuh.
d. Mengangkut
panas dari tempat aktif ke tempat yang tidak aktif untuk mengatur atau menjaga
suhu tubuh.
e. Sel
darah merah menghantarkan O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2
dari jaringan ke paru-paru.
f. Sel
darah putih melindungi tubuh dari serangan bakteri.
g. Plasma
darah membagi protein yang diperlukan untuk membentuk jaringan.
Ø Hemoglobin
(Hb).
Sel
darah merah adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Eritrosit merupakan
diskus bikonkaf berbentuk bulat dengan lekukan pada sentralnya. Diameternya
kira-kira 7,6 μm. Eritosit terbungkus dalam membrane sel dengan permeabilitas
tinggi. Membrane ini elastic dan fleksible sehingga memungkinkan eritrosit
menembus kapiler. Eritrosit tidak berinti, dalam 1 mm3 darah
terdapat kira-kira 5 juta buah sel darah merah atau eritrosit. Setiap eritrosit
mengandung 30 juta molekul “hemoglobin”.
Jumlah
hemoglobin normal dalam darah normal adalah kurang lebih 15 gram setiap 100 ml
darah, dan jumlah ini biasanya disebut 100 persen. Hemoglobin adalah molekul
yang tersusun dari suatu protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang
disebut heme. Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4
gugus heme, yang di dalamnya mengandung zat besi. Heme sendiri juga merupakan
suatu senya rumit yang tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porifin
yang di dalamnya mengandung zat besi. Heme berperan dalam pewarnaan darah.
Fungsi
utama hemoglobin diantaranya meliputi :
1. Mengikat
oksigen (O2). Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen
akan bergabung dengan rantai alfa dan beta untuk membentuk oksihemoglobin yang
berwarna merah terang.
2. Hemoglobin
berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pada globin.
Karbominohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% CO2 yang
terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.
Hemoglobin yang terbungkus dalam sel
darah merah mempunyai system membrane dan system reduksi yang efisien. Daya
rusak dari kompleks oksigen-hemoglobin, kalaupun terjadi dapat dibatasi
seminimum mungkin dan terjadi hanya terbatas di dalam sel darah merah saja.
Dalam menjalankan fungsinya membawa O2 keseluruh tubuh, hemoglobin
mengikat O2 melalui suatu ikatan kimia khusus. Reaksi yang membentuk
ikatan antara hemoglobin dengan oksigen tersebut dituliskan sebagai berikut :
Hb + O2 HbO2
Oksihemoglobin (HbO2) merupakan
hemoglobin yang mengikat oksigen. Reaksi berlangsung dalam dua arah. Ke arah
kanan merupakan reaksi penggabungan (assosiasi) yang terjadi di dalam alveolus
paru-paru dan sebaliknya ke arah kiri merupakan reaksi penguraian (disasosiasi)
di dalam jaringan. Karbondioksida (CO2) berikatan langsung dengan
molekul Hb melalui ikatan karbomino, berupa HbCO2. Berbeda dengan
oksigen, CO2 tidak larut secara spesifik dalam bentuk senyawa, akan
tetapi sebagai ion bikarbonat (HCO3-) yang pembentukannya
sangat memerlukan sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat enzim
anhidrase karbonat yang mengkatalisis reksi sebagai berikut :
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
Asam karbonat Ion bikarbonat
Karbondioksida dalam bentuk ion
bikarbonat dibawa oleh darah dari seluruh jaringan menuju paru-paru untuk
dibuang di organ ini melalui udara yang dihembuskan ke luar (saat ekspirasi) ke
lingkungan.
Ø Peran
Besi (Fe) dalam Hemoglobin.
Hemoglobin
merupakan suatu protein kompleks yang tersusun atas protein globin dan senyawa
non protein yang disebut heme. Heme tersusun dari senyawa yang bernama porifin
yang dibagian tengahnya terdapat logam besi (Fe). Jadi, heme adalah senyawa
porifin besi (Fe-porifin). Satu molekul heme mengandung 1 atom besi, dan satu
protein globin mengikat 1 molekul heme. Pada satu molekul hemoglobin terdiri
atas 4 buah kompleks molekul globin dan heme.
Besi
yang berada di dalam molekul hemoglobin sangat penting untuk menjalankan fungsi
pengikat dan pelepasan oksigen. Oleh sebab itu bila terjadi kekurangan besi,
jumlah hemoglobin akan berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa berkurang
pula. Untuk dapat menjalankan fungsi mengikat O2, besi yang
terkandung dalam molekul hemoglobin harus berada dalam valensi yang rendah atau
tereduksi.
Meskipun
tidak berikatan langsung dengan molekul oksigen, protein globin adalah bagian
yang sangat penting dari hemoglobin dan ikut menentukan daya ikat atom besi
yang terkandung dalam molekul tersebut. Ikatan dan interaksi protein globin
dengan heme menentukan afinitas (kuat tidaknya ikatan) antara atom besi heme
dengan oksigen. Interaksi tersebut juga mempengaruhi mudah atau sukarnya atom
besi heme dicapai oleh molekul air. Afinitas juga dipengaruhi oleh perbedaan
jenis protein globin yang membentuk tiap hemoglobin.
Ø Anemia
dan Polistemia.
Anemia adalah defisisensi sel darah
merah atau hemoglobin yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah atau
jumlah sel darah merah tetap tapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena
kemampuan darah untuk membawa O2 berkurang maka individu akan
terlihat pucat atau kurang tenaga.
Beberapa jenis anemia diantaranya :
1. Anemia
hemoragi, terjadi akibat kehilangan darah akut.
2. Anemia
defisiensi zat besi, terjadi akibat penurunan asupan makanan, penurunan daya
absorbsi, dan kehilangan zat besi yang berlebihan.
3. Anemia
aplastik, terjadi akibat sum-sum tulang tidak aktif.
4. Anemia
pernicious, terjadi akibat tidak ada vitamin B12.
5. Anemia
sel sabit, bersifat keturunan, terjadi penggantian salah stu asam amino pada
rantai polipeptida β. Akibatnya sl darah merah terdistorsi menjadi berbentuk
sabit dengan konsentrasi O2 yang rendah.
Polisitemia adalah peningkatan jumlah
sel darah merah dalam sirkulasi yang mengakibatkan peningkatan viskositas dan
volume darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah terhalang dan
aliran kapiler dapat tertutup.
1. Polistemia
kompestatori (sekunder), terjadi akibat hipoksia (kekurangan oksigen) karena
berbagai sebab, diantaranya :
a. Kediaman
permanen di dataran tinggi.
b. Aktivitas
fisik berkepanjangan.
c. Penyakit
paru atau jantung.
2. Polistemia
vero, terjadi akibat adanya gangguan pada sum-sum tulang.
Sel darah merah (eritrosit) meskipun
tidak berinti tetapi tetap melakukan metabolisme. Tujuannya antara lain adalah
untuk memasak energy yang digunakan untuk menjalankan fungsi sel itu sendiri.
Metabolisme yang terpenting dari sel darah merah adalah glikolisis, yang
memecah glukosa secara aerob. Beberapa metabolit atau senyawa antara yang
terbentuk ternyata mempengaruhi ikatan hemoglobin dengan O2 sehingga
O2 dilepaskan.
V.
ALAT DAN BAHAN
1) Blood
lancet.
2) Kapas.
3) Test
paper tallquist.
4) Alcohol
70 %.
VI.
CARA KERJA
Mengukur konsentrasi hemoglobin dalam darah dengan
metode test paper. Caranya :
1) Menusuk
ujung jari telunjuk yang sudah disterilkan dengan alcohol 70 % menggunakan
blood lancet steril.
2) Meneteskan
darah yang keluar ke test paper dari tallquist.
3) Sebelum
darah yang terserap test paper mengering, membandingkan warnanya dengan standar
warna yang tersedia.
VII.
DATA HASIL PENGAMATAN
Nama
|
L / P
|
Hasil / Skala
|
Keterangan
|
Abas
|
L
|
70
|
Normal
|
Nesya
|
P
|
50
|
Rendah
|
VIII.
PEMBAHASAN
Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein kompleks pada
sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen (O2)
dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin tersusun dari senyawa
protein yang disebut globin (protein globular) dan senyawa bukan protein yaitu
heme. Heme merupakan senyawa rumit yang tersusun dari senyawa porifin. Di
bagian pusat porifin ini terdapat Fe (zat besi), satu molekul heme mengandung 1
atom besi, demikian pula 1 molekul protein globin hanya mengikat 1 molekul
heme. Sebaliknya, 1 molekul hemoglobin terdiri atas 4 buah kompleks molekul
globin dengan heme. Jadi, dalam tiap molekul hemoglobin terkandung 4 atom besi.
Adanya Fe (zat besi) dalam hemoglobin sangat penting
untuk darah dalam menjalankan fungsi pengikatan dan pelepasan oksigen. Zat ini
pula yang menjadikan darah berwarna merah atau memberikan pigmen warna pada
darah. Disamping itu, Fe juga berperan dalam mempertahankan bentuk sel darah
merah yang bikonkaf.
IX.
KESIMPULAN
Hemoglobin merupakan suatu senyawa protein kompleks
yang memegang peranan penting dalam menjalankan fungsi pengikatan dan pelepasan
oksigen. Hemoglobin tersusun atas dua komponen pokok yaitu globin (protein
globular) dan heme. Heme tersususun dari senyawa porifin yang dibagian pusatnya
terdapat Fe (zat besi). Dengan adanya Fe tersebut mengakibatkan heme sangat
peka terhadap oksigen (O2). Zat ini juga berperan dalam memberikan
pigmen merah pada darah.
Bila dinyatakan dalam gram/dl, maka nilai atau angka
normal Hb darah untuk laki-laki adalah berkisar antara 14-18 gram/dl dan untuk
perempuan berkisar antara 12-16 gram/dl. Bila konsentrasi Hb darah seseorang
turun dibawah nilai normalnya, orang tersebut dikatakan mengidap “anemia”. Dan
sebaliknya, jika konsentrasi Hb darah meningkat jauh dari batas nilai
normalnya, dikatakan sebagai “polisitemia”.
Konsentrasi
Hb darah seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : usia,
jenis kelamin, defisiensi zat, serta abnormalitas. Faktor abnormalitas meliputi
cacat pada sel darah merah dan kesalahan reaksi imunitas yang menyebabkan sel
darah merah dihancurkan oleh system imunitas tubuh karena dianggap sebagai benda
asing.
X.
JAWABAN PERTANYAAN
1) Apakah
fungsi Hb? Apakah juga terdapat pada hewan-hewan tingkat rendah?
Jawab : Hb berfungsi
untuk mengikat dan membawa O2 dari paru-paru hingga diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Hb dapat ditemukan pada berbagai makhluk invertebrate,
dimana berada dalam keadaan terlarut langsung di dalam plasma.
2) Jelaskan
hubungan konsentrasi Hb dengan stamina seseorang!
Jawab : bila
konsentrasi Hb darah berkurang, maka jumlah O2 yang diikat dan
diedarkan juga akan berkurang. Dengan demikian, stamina tubuh akan mengalami
penurunan yang ditandai dengan wajah pucat, mulut kering dan cepat lelah.
3) Sebutkan
penyebab rendahnya Hb darah!
Jawab : Hb darah rendah
disebabkan oleh :
1. Defisiensi
zat, misalnya Fe dan Vitamin B Kompleks.
2. Cacat
pada sel darah merah.
3. Pendarahan.
4. Reaksi
imunitas berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, Reece, Mitchel.1999.Biologi.Jakarta : Erlangga
Ganong, William F.2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Guyton, C.1992.Buku
Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Irianto, Kus.2004.Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yroma Widya
Roshayanti,
Fenny.2009.Petunjuk Praktikunm Anfisman.Semarang
: IKIP PGRI Press
Sadikin,
Mohammad.2002.Biokimia Darah.Jakarta
: Widya Medika
Sloane,
Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Pemula.Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar